Selasa, 21 Mei 2013

contoh soal penanganan kasus yang mengunakan sistem grade pada pertolongan petama
download

Minggu, 06 Januari 2013

Pendidikan Karakter Di Gerakan Pramuka




Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Gerakan Pramuka adalah Gerakan (Lembaga) Pendidikan yang komplementer dan suplementer (melengkapi dan memenuhi pendidikan yang diperoleh anak/remaja/pemuda di rumah dan di sekolah), pada segmen yang belum ditangani oleh lembaga pendidikan lain yang  pelaksanaannya mengunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan  Metode Kepramukaan; di Alam Terbuka (out door activities), dan yang sekaligus dapat menjadi upaya "self education" bagi dan oleh anak/remaja/pemuda/pramuka sendiri.
Pendidikan dalam arti luas bertumpu pada empat sendi atau "soko guru" yaitu:
a.         Belajar mengetahui (Learning to know) untuk memiliki pengetahuan umum yang cukup luas dan untuk dapat bekerja secara mendalam dalam beberapa hal. Ini juga mencakup belajar untuk belajar, agar dapat memanfaatkan peluang-peluang pendidikan sepanjang hidup.
b.        Belajar berbuat (Learning to do) bukan hanya untuk memperoleh kecakapan/ketrampilan, kerja, melainkan juga untuk memiliki ketrampilan hidup yang luas,termasuk hubungan antar pribadi dan hubungan antar kelompok.
c.         Belajar hidup bermasyarakat (Learning to live together) untuk menumbuhkan pemahaman terhadap orang lain, menghargai, saling ketergantungan, ketrampilan dalam kerja kelompok dan mengatasi pertentangan-pertentangan, serta menghormati sedalam-dalamnya nilai-nilai kemajemukan (pluralism), saling pengertian, perdamaian dan keadilan.
d.        Belajar untuk mengabdi (Learning to serve) agar peduli terhadap sesama dan alam semesta.
e.         Belajar menjadi seseorang (Learning to be) untuk mengembangkan watak dan kepribadian sehingga mempunyai sikap mandiri, tegas, prinsip, nalar, dan berani mengemukakan pendapat serta bertanggungjawab.
Proses pendidikan dalam kepramukaan terjadi pada saat peserta didik asik melakukan kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang. Pada saat itu, disela-sela kegiatan kepramukaan tersebut Pembina Pramuka memberikan bimbingan dan pembinaan watak.
            Perbandingan Karakter-karakter yang diinginkan di peserta didik dan dalam pramuka
18 Karakter Peserta Didik
Dasa Darma Pramuka
1. Religius
1.Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Jujur
2.Cinta Alam Dan Kasih Sayang Sesama Manusia
3. Toleransi
3.Patriot Yang Sopan dan Ksatria
4. Disiplin
4.Patuh dan Suka Bermusyawarah
5. Kerja keras
5.Rela Menolong dan Tabah
6. Kreatif
6.Rajin Terampil dan Gembira
7. Mandiri
7.Hemat Cermat dan Bersahaja
8. Demokratis
8.Disiplin Berani dan Setia
9. Rasa ingin tahu
9.Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya
10. Semangat kebangsaan
10.Suci Dalam Pikiran,Perkataan dan Perbuatan
11. Cinta tanah air

12. Menghargai prestasi

13. Bersahabat/komunikatif

14. Cinta damai

15. Gemar membaca

16. Peduli lingkungan

17. Peduli sosial

18. Tanggungjawab


Dari pemaparan Diatas secara tersurat maupun tersirat pendidikan karakter sesungguhnya sudah ada dalam pramuka.
            Sesungguhnya pramuka sudah mengajarkan  pendidikan karakter sejak berdirinya gerakan kepanduan ini. Pendidikan yang mencakup 18 karakter pesera didik.
            Dengan adanya pramuka di satuan pendidikan dan keberadaanya tidak hanya sebatas papan nomor gudep,tetapi didalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan maka disadari/tidak dan secara langsung/tidak langsung penanaman pendidikan karakter dengan indikator 18 karakter diatas sudah berjalan seiring dengan berjalannya proses kegiatan kepramukaan tersebut.
             Oleh sebab itu mari kita sebagai generasi muda dan calon pendidik serta calon penerus bangsa,kita galakkan gerakan pramuka sebagai kegiatan yang menarik, menyenangkan, rekreatif dan menantang agar peserta didik mempunyai karakter-karakter yang diinginkan sehingga berdampak pada tatanan negara yang lebih baik.

Kepustakaan:
1.      AD & ART Gerakan Pramuka (Kepres RI No. 24 Tahun 2009 dan Kep.Ka. Kwarnas No. 203 Tahun 2009). Kwarnas. Jakarta, 2009.
2.      Mutahar, HS. Back To Basic. Kwarnas, Jakarta.
3.      Powel, Lord Baden.  Memandu Untuk Pramuka.  Kwarnas Gerakan Pramuka.  Jakarta, 1998.
4.      De Porter, Bobbi & Mike Hemacki.  Quantun Learning.
5.      The Essential Characteristics Of Scouting. WSB. Geneva.
6.      Pendidikan Nilai Gerakan Pramuka. Kwarnas.  Jakarta, 1999.







Implementasi Information And Communication Technology (ICT) Dalam Pendidikan Khususnya Pada Pembelajaran Matematika


PENDAHULUAN

Bukan menjadi rahasia umum jika mutu pendidikan di Indonesia lebih rendah dibandingkan Negara-negara lain. Demikian juga untuk pelajaran matematika, menurut penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student Assess-ment(PISA) menunjukan posisi Indonesia berada pada urutan 39 dari 41 negara dalam hal pembelajaran pada jenjang pendidikan. Seiring perkembangan dan perubahan zaman, semakin banyak teknologi yang berkembang pula, yang mana dapat dimanfaatkan sebagai pendorong terbentuknya proses pembelajaran modern.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut melahirkan suatu konsep pembelajaran modern yang mana disebut konsep e-learning. Dengan konsep e-leraning dapat menjadikan pembelajaran-pembelajaran yang diterapkan di sekolah menjadi lebih efektif dan efisien, termasuk pula pembelajaran matematika. E-learning memberikan para peserta didik, pendidik, dan pengelola pendidikan untuk mengambil banyak manfaat darinya. Manfaat tersebut antara lain yaitu para subyek pendidikan menjadi lebih kreatif, aktif, dan karena kefleksibelan program yang ada dalam metode e-learning menjadikan pembelajaran lebih berkesan.
Pada makalah ini akan dibahas kemajuan ICT dan penerapan-penerapan pada pembelajaran di sekolah. Keampuan ICT untuk melahirkan konsep e-learning, manfaat dari e-learning, dan bahan-bahan pembelajaran untuk e-learning. Kemuadian akan dibahas pula ICT dalam pembelajaran matematika, model pengembangan ICT dalam pendidikan, model-model pembelajaran matematika yang dapat difasilitasi oleh ICT. Semua materi tersebut secara umum menjadi implementasi atau pengaplikasian ICT pada dunia pendidikan. Yang mana akan menjadikan pembelajaran di Indonesia tidak tertinggal jauh dengan Negara lain, dan tujuan lain dari makalah ini yaitu bagimana cara kita menyikapi kemajuan ICT ,apakah akan kita bawa dalam hal-hal yang positif dan bermanfaat atau kita bawa ke tindakan yang negetif dimana dapat merugikan banyak orang disekitar kita. Semakin maju teknologi informasi dan komunikasi di sekitar kita maka seharusnya kita semakin bijak untuk memilih dan mempertimbangkan  banyak manfaat darinya atau muddarat dari teknologi yang sedang berkembang tersebut.

PEMBAHASAN
A.  ICT dan Pembelajaran
Pada dasarnya pemanfaatan ICT dalam pembelajaran adalah pemoderendisasian dalam proses belajar mengajar, yang mana proses tersebut merupakan transfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Transfer pengetahuan dalam hal ini dilakukan dengan melalui perantara yaitu ICT yang dapat diwujudkan sebagai suatu alat yang menunjang pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Kekuatan ICT tersebut dapat mendorong para insan pendidikan untuk memanfaatkannya dalam bidang pendidikan. Kekuatan tersebut dapat mendorong terjadinya perubahan dalam kurikulum, yang meliputi aktifitas belajar siswa, latihan dan penilaian, hasil akhir belajar, dan nilai tambah yang positif.
ICT dapat memunculkan pembelajaran-pembejaran yang berinovasi, salah satunya E-learning. Seperti tujuan ICT tadi, e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi untuk mentransformasikan penetahuan dari pedidik kepada peserta didik dengan lebih efektif dan efisien.kelebihan e-learning daripada pembelajaran konvesional biasa yaitu proses pembelajaran dapat disampaikan dalam waktu yang bersamaan ataupun dalam waktu yang berbeda. Bahan ajar yang digunakan pada e-learning mempunyai ciri-ciri menggunakan basic multimedia, mempunyai teks, garfik, animasi, simulasi, audio, video. Hal ini merupakan kelebihan dari media berbasis computer.
E-learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan e-learning, peserta didik dituntut untuk mandiri dan bertanggungjawab terhadap proses pembelajarannya, sebab ia dapat belajar dimana saja, kapan saja, tetapi harus memiliki alatnya. E-learning menuntut keaktifan sisiwa itu sendiri, peserta didik dapat mencari dan mengambil informasi /materi pembelajaran berdasarkan silabus/criteria yang telah tentukan pengajar/pengelola pendidikan. Peserta didik akan memiliki kekayaan informasi,sebab ia dapat mengakses informasi dari mana saja yang berhubungan dengan materi pembelajaraan nya.Peserta didik juga berdiskusi secara online dengan pakar-pakat pada bidangnya,misalnya melalui email atau chatting.dengan demikian jelas bahwa keaktifan peserta didik dalam e-leraning sangat menentukan hasil belajar yang mereka peroleh.Semakin ia aktif ,semakin banyak pengetahuan atau kecakapan yang akan ia peroleh.Tabel 1 menunjukan trend baru model pembelajaraan yamg memanfaatkan kemajuan TIK yang akan segera bergeser dari model e-learning ke model mobile learning (m-learning).
Tabel 1.Trend Belajar
Generasi ke-5
Generasi ke-6
e-learning model
m-learning model
Web-based course
Web-based course
Integrated multi media
Integrated multi media
Computer mediated communication
Mobile/handphone  mediated comminication
Computer intelligent system
Computer intelligent system
Karakteristik lain dari e-learning adalah selalu bahan pembelajaraan yang up-to-date.Hal ini disebabkan oleh kemudahan untuk melalukan koreksi dan pembetuklan terhadap materi pembelajaraan setiap saat dipandang perlu. Sebagai perbandingan, pada sistem tradisional, jika ada buku atau hand out salah cetak misalnya perlu cetak ulang edisi berikutnya untuk membetulkannya.
E-leraning juga memberikan kesempatan siswa tanpa batas, artinya siswa dapat menggali informasi melalui jaringn internet tanpa dibatasi oleh guru. Siswa juga bebas dari rasa malu yang biasanya terjadi pada kelas konvensional, jika ia merasa lambat, jika ia tidak dapat menjawab pertanyaan gurunya, atau gagal dalam belajarnya. Mereka bebas bertanya dan berdiskusi dengan para pakar yang ada pada bidangnya atau dengan melalui program bantuan professional help secara online yang di desain pada materi pembelajaran e-learning. Dalam sisitem pembelajaran e-learning seperti ini diharapkan bahwa hasil akhir proses belajarnya akan menjadi lebih baik.
E-learning juga dapat di desain untuk menyimpan catatan prestasi peserta didik yang sangat bermanfaat bagi proses umpan balik. Catatan prestasi ini dapat digunakan untuk memeriksa dan member skor secara otomatis terhadap hasil evaluasi belajar siswa di sekolah. Sehingga unsure-unsur transparansi dan akuntabilitasdipenuhi dalam proses pembelajaran ini. Berdasarkan proses hasil evaluasi ini, peserta didik dapat disarankan untuk melkukan kegiatan belajar tertentu.

B. Manfaat E-leraning pada Kegiatan Belajar Mengajar.
Dari penjelasan tentang e-leraning di atas , kita dapat menerka apa manfaat dari pembelajaran e-learning baik bagi peserta didik maupun bagi pendidik, bahkan pula bagi para pengelola lembaga pendidikan. E-learning juga memungkinkan pembelajaran yang dilakukan dengan jarak yang jauh dan terbuka untuk siapapun serta dapat dilakukan kapanpun.
Berikut adalah beberapa manfaat dari E-learning yang diperoleh peserta didik:
1.      Membangun interaksi ketika peserta didik melakukan diskusi secara online.
2.      Mengakomodasi perbedaan peserta didik.
3.      Peserta didik dapat mengulang materi pelajaran yang sulit berkali-kali, sampai pemahaman diperoleh.
4.      Kemudahan akses, kapan saja dan dimana saja.
5.      Peserta didik dapat belajar dalam suasana yang bebas, tanpa tekanan, tidak malu untuk bertanya (secara on line).
6.      Mereduksi waktu dan biaya perjalanan.
7.      Mendorong peserta didik untuk menelusuri informasi situs-situs pada world wide web.
8.      Mengijinkan peserta didik memilih target dan materi yang sesuai pada web.
9.      Mengembangkan kemampuan teknis dalam menggunakan internet.
10.  Mendorong peserta didik untuk bertanggungjawab terhadap belajarnya dan membangun self-knowledge dan self-confidence.

Sedangkan bagi tenaga pengajar, e-learning juga memberikan banyak manfaat. Di antaranya yang terpenting adalah bahwa ia selalu dapat memberikan materi yang up-to-date kepada para peserta didik. Keuntungan lainnya adalah:
1.      Kemudahan akses kapan saja dan dimana saja.
2.      Mereduksi biaya perjalanan dan akomodasi, kaitannya dengan program-program pelatihan.
3.      Mendorong mengajar mengakses sumber-sumber pelajaran yang up-to-date.
4.      Memungkinkan pengajar mengkomunikasikan gagasan-gagasannya dalam cangkupan wilayah yang cukup luas.

Bagi pengelola lembaga pendidikan, e-learning juga mempunyai manfaat yang sangat luas,diantaranya :
1.      Meningkatkan prestice dan akuntanbilitas lembaga
2.      Memungkinkan menciptkan system distance education dan virtual school
3.      Memungkinkan menghemat biaya penagdaan prasarana dan operasional pemeliharaan gedung dan peralatan.

C.    Pemilihan Bahan Untuk E-learning
Key(dalam Khoe Yao Tung,2000)menyatakan bahwa kegiatan belajar menghajar akan lebih efektif jika terdapat keseimbangan antara content(gagasan baru,prinsip,dan konsep),experience(peluang menerapkan konsep pada lingkungan eksperiemental),dan feedback(umpan balik atas tindakan yang diambil pada saat penerapan ditahap experience).Keseimbangan semacam itu akan sulit ditemukan pada “Kelas-kelas inetrnasional”,terutama untuk tahapan experience dan feedback.Akan tetapi,dengan bantuan TIK tahapan experience dan feedback dapat dimudahkan dilaksanakan,misalnya melalui simulasi.Karenanay dalam pemilihan bahan untuk e-learning,seyogyanya para tenaga pengajar juga mempertimbangkan unsure-unsur tersebut,sebab jika tidak,e-learning juga dapat gagal meningkatkan kecakapan dan prestasi peserta didik jika bahan pembelajaranya didesain seperti halnya yang ada pada kelas-kelaspembelajaran tradisional,Jadi,menyiapkan bahan untuk e-learning tidak seperti memindahkan isi buku atau hand out kekomputer.Untuk itu para tenaga pendidik dan pengelola pendidikan umumnya harus dapat memilih atau,bahkan bila memungkinkan,menyiapkan sendiri bahan-bahan e-learning untuk para peserta didiknya.
Memperhatikan konsep yang disampaikan Key tersebut diatas,jelas bahwa bahan pembelajaran untuk e-learning harus didesain atau dipilih sedemikian rupa sehingga mampu meningkatkan efektivitas dan efektivitas belajar.Rambu-rambu untuk memilih bahan e-learning atau menyiapakan/mendesain bahan e-learning adalah: (1)berbasis computer,(2)perancangan computer tampilan monitor memperhatikan kaidah pembuatan media pembelajaran,(3)penyajian menarik dan berkesan,dan(4)biaya penyusunan/penagdaan bahan pembelajaran.
Bahan pembelajraan yang berbasis computer diantaranya mempunyai cirri-ciri memuat informasi baru,menyatakan tujuan pembelajaran yang jelas,dapat mengetahui kemampuan peserta didik melalui latihan-latihan secara online,dan memberikan ada umpan balik terhadap hasil penilaian.Sedangkan perencanan tampilan dimonitor perlu memperhatikan kaidah pembuatan media pembelajaran karena penelitian menunjukan bahwa penegtahuan seseorang 11% diperoleh dari pendengaran dan 83% diperoleh dari penglihatan.Sedangkan kemapuan daya ingat seseorang 20% diperoleh dari apa yang didengar dan 50% diperoleh dari apa yang dilihat(http://www.itb.ac.id/lp3/aa/bab08.htm) .Oleh karena itu,perancanaan tampilan dimonitor juga perlu mendapatkan pertimbangan tersendiri dalam memilih bahan untuk e-learning.Peserta didik umumnya membaca teks dimonitor 30% lebih lambat daripada dikertas.untuk itu sebaiknya teks dibuat ringkas dan padat,menggunakan warna yang menarik untuk membantu memudahkan mengingat  informasi,memberikan penekanan-penekanan pada bagian yang dianggap penting,dan informasi penting hendaknya disajikan dibagian atas.
Penyajian bahan juga harus didesain sehingga menarik dan berkesan bagi peserta didik.Keunggulan computer adalah mampu melakukan manipulasi objek,data,suara,gambar,grafik,atauoun teks,serta warna.Karenanya,penggunaan variasi teks,warna,grafik,animasi,simulasi,audio,video secara baik akan mampu meningkatkan kualitas penyajian bahan e-learning.Sebaiknya bahan untuk e-learning dipilih yang memuat unsure-unsur multimedia.Akhirnya pertimbangan biaya pengadaan bahan e-learning juga perlu mendapatkan perhatian.Hendaknya para pendidik dapat memilih bahan e-learning yang memadai dan terjangkau.Biaya untuk pengadaan bahan e-learning perlu mendapatakan pertimbangan,sebab jangan sampai menimbullkan biaya tinggi.Salah satu tujuan dari e-learning adalah mengurangi biaya proses pembelajaraan.Ini penting supaya biaya yang dikeluarkan sebanding dengan kualitas dan kuantitas isi pelajaaraan.  

D.    Integritas TIK - Pembelajaraan Matematika
Penerapan e-learning memeprlukan sumber daya yang memadai,khusunya SDM.Dari sisi SDM pelaksaan e-learning tentu memerlukan lierasi computer,khususnya bagi guru dan peserts didik.Konsep Literasi computer lebih berkaitan dengan segi praktis penggunaan computer,buak perancangan dan pengembangan computer itu sendiri(Sugilar,2005).Sebagia istilah dalam pengembangan program pembelajaraan,literasi computer merujuk pada:(1)Pengoperasian program aplikasi,(2)konteks social penggunaan computer,(3)pemahaman tentang apa computer dan bagaimana computer bekrja,(4)sejarah computer,(5)pengetahuan praktis terhadap paling tidak satu bahas pemprograman tingkat tinggi.Literasi Komputer juga dapat dipandang dari apa-apa yang telah dikerjakan seseorang dan keadaan seseorang yang berkaitan dengan computer,yai,tu:(1)lamanya telah mengunakan computer,(2)penggunaan paket program computer,(3)Keikutsertaan dalam kursus computer,(4)kepemilikan computer dirumah,(5)keterampilan membuat program computer,(6)keterlibatan dalam pekerjaan yang menggunakan computer untuk penyelesaian.
Kondisi SDM(dalam hal ini pendidik matematika) dalam literasi computer memang masih memperhatinkan.Keaadaan tahun 2004 menyebutkan bahwa 80% guru SD tidak dapat mengoperasikan computer,48% guru SLTP tidak dapat mengoperasikan computer,dan 42% guru SMA serta 68% guru SMK tidak dapat mengoperasiak computer(Wijaya,2005).Sementara untuk perguruan tinggi tidak ada data yang jelas.Disisi lain,menurut pemgamatan beberapa pelajar SMA dan mahasiswa sudah mulai menggunakan sebagai sumber informasi yang penting untuk membantu memecahkan problem yang dihadapinya.Penelitain lain menunjukan bahwa walaupun akses mahasiswa masih sangat terbatasnamun mereka telah dapat mengatasi kendala kepemilikan sarana dan prasarana pribadi untuk memanfaatkan e-learning melalui tempat kerja atau warung-warung telekomunikasi (warnet) yang ada dimasyarakat(Bealwati,2004).
Model pengembangan TIK di pendidikan dapat dilakukan dalam empat tahapan,emerging,applying,infusing,dan transforming(Majumdar,2005).Emerging adalah tahap dimana semua insan pendidikan menjadi memiliki perhatian terhadap TIK.Appyling adalah tahao dimana p ara insane pendidikan mulai belajar menggunakan TIK.Infusing adalah dimana para indan pendidikan mulai mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan TIK.Transforming secara spesifik dapat menggunakan TIK untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran yang dihadapainya.
Kaitanya dengan Pembelajaran matematika,guru(calon guru) hendaknya dapat menguasai perangkat lunak yang mendukung bidang matematika seperto MS Word,MS Excel,MS Power Point,MS Front Page,Turbo Pascal,Visual Basic,MATLAB,Mathcad atau program lainya.Hal ini dimaksudkan para pendidik matematika dapat menyiapkan sendiri bahan pembelajaraan berbasis computer.Program-program aplikasi tersebut diantaranya dapat dimanfaatka untuk mendissain tutorial,presentasi,drill dan latihan,simulasi,pemecahan masalah,dan permainan. Tutorial dan presentasi akan meningkatkan arau memperkaya informasi peserta didik.Drill dan latihan akan akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan matematis peserta didik.Simulasi memungkinkan untuk menagjak peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berfikir daya kritis,sebab biasanya simulasi ini digunakan untuk menyajikan gambaran atau konteks dunia nyata.Pemecahan masalah disamping meningkatkan daya kritis peserta didik,juga dapat melatih para peserta didik untuk dapat mengkaitkan berbagai ide atau informasi yang dapat membantu memecahkan masalah.Akhirnya,permainan matematika dapat didesain sehingga mampu memberikan pengayaan atau penguatan terhadap konsep-konsep matematika,disamping dapat menimbulkan perasaan menyenangkan bagi peserta didik selama belajar matematika.
Penentuan model pembelajaran matematika merupakan kunci awal sebagaiusaha pendidik meningkatkan daya matematika peserta didik.Model pembelajaran yang variatif dan mnenyediakan banyak pilihan belajar memungkinkan berkembangnya potensi peseta didik.Dengan demikian peserta didik diberikan kesempatan berkembang sesuai dengan kapasitas,gaya belajar,maupun pengalaman belajarnya.Kreatifitas dan analisis pendidik di dalam mendesain serta menelaah kecenderungan karakter belajar peserta didik mutlak diperlukan.Selain itu,Mempersiapkan peserta didik memulai pengayaan pengetahuan awal merupakan usaha penting lainya yang harus dilakukan saat pendidik menentukan desain pembelajaran yang akan dipilih dalam usaha meningkatkan daya matematika peserta didik.
Pembelajaran berbasis TIK menunjukan bahwa kelompok peserat didik yang memliki kemampuan dasar relatif baik,lebih terlihat penegembangan daya matematikanya.Walaupun demikian peran pendidik belum sepenuhnya dapat digantikan oleh teknologi,dalam arti e-learning berperan sebagai suplemen(Yuniawati,2006).Dengan mengingat bahwa pemeblajaran matematika harus mampu memberikan daya matematika bagi peserta didik,kombinasi desain expository learning,inquiry leraring,cooperative learning,dan individual learning akan dapat menjawab kebutuhan tersebut,dalam pengembangan dapat difasilitasi TIK untuk penyiapan dan penyajian.
Dalam pengintegrasian TIK dan pembelajaran,yang perlu diperhatikan adalah penyusunan desain pembelajaraan dan pemetaan program(Panen,2006).Dalam hal ini,pendidik harus dapat menjaga kapan perlu tapilan teks,gambar,video,animasi,simulasi,kuis,test,atau link ke internet dan sumber belajar lainya,sehingga peserta didik benar-benar termotivasi untuk berfikir dan berkreasi.Dalam konsep ini,pendidik matematika seolah-olah berperan seperti penulis scenario dan sutradara pada suatu permainan drama.Ia harus menyusun “plot-plot cerita” yang merupakan urutan tampilan materi pembelajaran sekaligus menetukan apa yang harus keluar atau tampil pada tiap-tiap plot tersebut.
Pada expository-based learning yang mempunyai siklus umum (1)atensi,(2)intoduksi/penyampaian infromasi,(3)drill atau latihan,(4)test dan pengayaan,pendidi (guru)dapat menggunakan TIK pada tiap siklus tersebut.Inquiry-based learning umum mempunyai siklus (1)pertanyaan/problem, (2)investigasi, (3)penyajian/penyampaian hasil, (4)diskusi dan,(5)refleksi.Pada tahap awal,TIK dapat digunakan untuk menunjukan atau memberikan problem/pertanyaan yang berhubungan dengan kasus aktual atau kasus dunai nyata.Kemudian pada siklus investigasi atau pencarian,TIK dapat digunakan untuk memfasilitasi eksperimen,eksplorasi,atau pencarian informasi,baik secara online(melalui internet) atau off line(melalui CD-ROM) dan sebagai.
Analogi dengan kedua model pembelajaraan tersebut diatas,TIK juga dapat dimanfaatkan untuk menfasilitasi cooperative-learning.Pada cooperative-learning umumnya mempunyai siklus (1)Pertanyaan/tugas, (2)bentuk kelompok kerja, (3)investigasi, (4)penyajian/penyampaian informasi, (5)diskusi, (6)kesimpulan dan kesimpulan dan refleksi. Bentuk-bentuk kelompok kerja dalam cooperative-learning diantaranya adalah Team-Games tournament(TGT), Group Investigation(GI), Constructive –Controversy(CC), Jingsaw Procedure(JP), Student Team Achievment Divisions(STAD), Team Accelerated Intruction(TAI), Cooperative Integrated Reading and Composistion(CIRC).
Dalam Individual Learning,TIK dapat dimanfaatkan dalam bentuk computer-assited instruction(CAI) yang bersifat offline maupun web-based course yang bersifat online,Pada CAI atau web-based course dapat berisi didalamnya tentang teks/informasi,drill dan latihan,simulasi tutorial,instructional games,problem-solving programs,teks,dan umpan balik. Guna mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif,dalam pencarian sumber belajar atau sumber informasi,peserta didik harus dimotivasi untuk melakukan pencarian informasi sebanyak mugkin dengan berbagai cara,deberbagai waktu,dan diberbagai tempat,misalnya buku,jurnal,surat kabar/majalah,multimedia,web,atau masyarakat.
Sumber belajar pembelajaran untuk e-learning dapat diperoleh melalui internet,baik dengan cara membeli(berlanganan) maupun mendowload  bahan yang gratis(free),misalnya situs http://www.tc.cornell.edu:80/edu/MathScjGateway yang berisikan pendidikan matematika dan sains, http://www.enc.org/ yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan AS,dan http://www.nctm.org/ yang dikelola oleh organisasi para guru matematika di AS.Di Australia ada situs http://ice-em.org.au/about .html yang dikelola oleh The International Centre of Excellence for Education in Mathematics(ICE-EM).Untuk di Indonesia,misalnya ada http://smun.net/ yang memuat situs-situs SMU di Indonesia,kemudian ada http://www.lipi.go.id yang merupakan situs lembaga ilmu pengetahuan Indonesia(LIPI).Di Indonesia,PUSTEKOM merupakan salah satu lembaga dibawah naungan Depdiknas yang memproduksi bahan-bahan pembelajaraan untuk e-learning yang dapat diakses melalui http://www.pustekom.go.id kemudian situs www.p3gmatyo.go.id yang dikelo oleh PPPG matematiak Yogyakarta,memuat berbagai kegiatan pengembangan profesi guru matematika dan bahan pembelajraan untuk e-learning .Situs http://geocities.com/matematikasmpn18 dikelola oleh seorang guru SMP di Malang,memuat beberapa materi tutorial untuk matematika sekolah.Sedangkan http://id.wikipedia.org/wiki/matematika yang memuat seputar matematika dan perkembangannya;http://www.geocities.com/ratuilma/indexIND.HTML yang memuat pembahasan dibidang pengajaran matematika realistic Indonesia,dan sebagainya.
Penggunaan TIK dalam pembelajaraan oleh para pendidik akan mempunyai dampak ikutan yang luas.Jika seorang dosen di perguruan tinggi memanfaatkan TIK dalam pembelajraan ,hal ini akan berdampak bahwa mau tidak mau para mahasiswa juga dapat menggunakan TIK.Jika mahasiswa tersebut seorang calon guru maka ia akan dengan menggunakan TIK untuk pembelajaraan pada para siswanya.Hal ini,selanjutnya akan merangsang para siswa belajar dan menggunakan TIK.Dengan demikian cepat atau lambat,masyarakat Indonesia menjadikan computer literacy.Oleh karena itu,lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang menghasilkan calon-calon guru sudah seharusnya memberikan keterampilan TIK untuk pembelajaraan bagi para mahasiswanya.

E.     Penutup
Kekautan TIK telah mendorong terjadinya perubahan dalam pembelajaraan.Pemanfaatan TIK pada pembelajaraan memberikan banyak keuntungan,baik bagu peserta didik,pendidik,maupun pengelola pendidikan.TIK dapat memfasilitasi model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif.Model pengembangan TIK di lembaga-lembaga pendidikan dapat dilaksanakan dalam 4 tahapan,yaitu emerging,applying,infusing,dan transforming,bergantung pada ketersediaan infrastuktur yang ada serta kesiapan sumber daya manusia.
Integrasi TIK pada pembelajaraan matematika dapat mendorong dicapainya daya matematika oleh peserta didik.TIK dapat digunakan untuk memfasilitasi peningkatan kualitas pembelajaraan matematika melalui model  expository learning,inquiry leraring,cooperative learning,dan individual learning.Oleh karena itu,TIK dapat digunakan untuk mendesain tutorial,presentasi,simulasi,pemecahan masalah,dan permainan matematika yang mendorong tercapainya daya matematika.
Lembaga-lembaga pendidikan matematika diluar negeri,baik secara sendiri-sendiri atau dengan dukungan pemerintahan telah berusaha memajukan e-learning,sehingga di mungkinan segera menerapkan sistem distance learnin bagi para peserta didiknya pada proses pembelajaran.Ini berarti bahwa konsep virtual college segera mereka masuki.Dengan demikian mereka dapat menjaring calon peserta didik tanpa batas-batas kewilayahan.Ini meneyebabkan pendidikan diluar negeri akan tampak semakin murah  dan menarik bagi calon peserta didiknya.
Di Indonesia,walaupun infrastruktur untuk menyelenggarakan e-learning belum memadai,sudah wajarnya konsep pembelajaran dengan e-learning juga diperkelnalkan kepada para peserta didik.Hal ini dilakukan supaya para peserta didik kita tidak ketinggalan dalam derasnay arus perkembangan TIK yang sangat cepat ini.Tidak bijaksana jika kita menunggu sampai infrastruktur untuk menerapkan e-learaning memadai.Jika pilihan ini yang kita tempuh,dunia pendidikan kita akan semakin tertinggal jauh dibelakang dibandingkan dengan Negara-negara lain.
Pada akhirnya,bahan pembelajaaraan e-learning memang dimungkinkan diberikan secara mandiri kepada peserta didik.Tetapi dalam tahap awal pelaksanaannya,tenaga pengajar tetap memainkan peran yang penting dalam mendidik peserta didik-peserta didiknya.Yang patut kita renungkuan dan perlu segera tindakan nyata adalah kita perlu segera mempersiapkan SDM yang memiliki kemampuan kompetitif yang tinggi diera informasi ini.Kita memerlukan SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dengan dukungan dan pemahaman tentang TIK yang memadai.Demikian halnay diperlukan pendidik matematiak yang mampu memanfaatkan TIK pada pembelajraan untuk menunjang tercapainya daya matematika bagi peserta didik.

F.     Daftar Pustaka
Murtiyasa,Budi.2006.Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi(TIK) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaraan Matematika.Surakarta